Parenting

Cara Membiasakan Anak Untuk Berbahasa Inggris

Modalcerita.com – Pengusaan kata bahasa Inggris pada abad-globalisasi mirip kini ini mutlak diperlukan. Hal ini didasari atas keperluan dasar insan yang tak mampu ditawar lagi yakni faktor komunikasi dan gosip. Semakin pesat arus globalisasi, maka kian tak berbataslah ruang dan waktu.

Seorang anak yang terlahir pada kurun seperti ini dihadapkan dengan kondisi dimana warga berguru harus menguasai bahasa Inggris yang dalam politik bahasa nasional kita disebut selaku bahasa gila pertama. Berdasar pada asumsi akan hilanya batasan antara satu negara dengan negara lain, dapat kita pastikan bahwa bahasa Inggris akan mengambil potongan daerah dari bahasa Indonesia dalam hal komunikasi.

Bagaimana Cara Ajarkan Bahasa Inggris Pada Anak?

Sangat pentingnya penguasaan bahasa Inggris lebih didasari lagi akan kenyataan minimnya buku maupun materi kepustakaan yang berkualitas yang ditulis dalam bahasa Indonesia, sehingga tak dapat disingkirkan lagi setiap individu yang ingin maju memerlukan bahasa Inggris dalam rangka pengertian kenaikan ilmu wawasan. Penguasaan bahasa Inggris ini menjadi salah satu prioritas penyusunan rencana pemerintah kita terutama di jalur pendidikan baik itu formal, nonformal, maupun informal.

1. Jalur Formal

Jalur formal telah semenjak dahulu merintis pengembangan bahasa Inggris dengan menempatkan pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulumnya. Tak tanggung-tanggung, pelajaran bahasa Inggris menjadi satu dari beberapa pelajaran lain yang diujinasionalkan. Namun tampaknya risikonya belum mengamati hasil yang optimal, mengingat minimnya jam pelajaran yang ada. Usaha pemerintah tak berhenti sampai di sini, jalur nonformal pun tak kalah seru geliatnya dalam mengembangkan bahasa Inggris mulai dari forum yang bermanajemen professional hingga yang tergolong sembarang pilih.

Melihat usaha pemerintah kita yang begitu keras dalam meningkatkan kesanggupan bahasa Inggris masyarakatnya serta melihat pada realita belum maksimalnya hasil yang didapat dari perjuangan tersebut, saya mencoba berpikir akan penyebab awal yang menghambat perjuangan tersebut hingga tidak menghasilkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.

Hasil evaluasi saya akan penyebab utama permasalahan ini lebih pada keterlambatan kita dalam mengajarkan bahasa Inggris pada tiap individu. Jika menyaksikan pada sistem pendidikan pendidikan formal, seorang murid mulai diajarkan bahasa Inggris pada level sekolah lanjutan tingkat pertama, (walaupun sudah ada beberapa sekolah dasar dan taman kanak-kanak yang mulai memasuki pelajaran bahasa Inggris dalam kurikulumnya).

Di sini terang muncul permasalahan yang kontradiktif dengan teori psikologi kemajuan yang menyatakan bahwa usia 0-6 tahun yakni masa dimana anak seharusnya mulai belajar bahasa.

Hal ini disokong oleh pendapatnya Dryden dan Jeannette Vos yang menyatakan bahwa lima puluh persen kesanggupan belajar seseorang dikembangkan pada masa emapt tahun pertamanya tergolong di dalamnya mencar ilmu bahasa.

Mereka juga menambahkan bahwa tahun-tahun yang amat penting tersebut meletakan landasan bagi semua proses mencar ilmu di masa depan. Senada dengan usulan tersebut, McLaughlin dan Genesee menyatakan bahwa anak-anak lebih cepat memperoleh bahasa tanpa banyak kesukaran daripada orang dewasa.

Tak dapat disanggahkan lagi, Eric H. Lennenberg, hebat neurologi, beropini bahwa sebelum masa pubertas, daya pikir (otak) anak lebih lentur, sehingga memungkinkannya menangkap bahasa yang dipelajarinya dengan gampang.

Hal ini dapat dibuktikan dengan menempatkan seorang anak pada suatu lingkungan yang memakai bahasa tertentu, maka dengan sendirinya ia akan menguasai bahasa tersebut. Bukti faktual yang dapat kita lihat yaitu bagaimana penguasaan anak kepada bahasa ibu, dan bahasa ibu yang kita miliki tentulah hasil dari pembelajaran bahasa di masa kanak-kanak kita.

Dengan berlatar belakang pada realita-realita ini mampu saya katakan bahwa makinĀ  dini anak belajar bahasa baik bahasa itu bahasa ibu, bahasa Indonesia, maupun bahasa ajaib maka makin gampang anak tersebut menguasainya.

2. Jalur Non Formal

Jika memang faktor keterlamabatan pengajaran bahasa Inggris menjadi penyebab utama dari permasalahan ini, maka diharapkan suatu jalan keluar yang paling cocok untuk menyelesaikannya, salah satunya yakni peningkatan tugas keluarga dalam upaya pengembangan kesanggupan berbahasa Inggris pada anak.

Keluarga dalam hal ini orang renta atau keluarga yang lain mampu mengajarkan bahasa Inggris mulai dari hal yang paling gampang, misalnya mengenalkan anak kita dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya degan menunjukan gambar-gambar yang menarik.

Di sini sekalipun anak belum berada pada usia dimana ia bisa memakai seluruh inderanya, kita masih bisa mengajarkan anak kita lewat indera tertentu yang sudah optimal. Misalnya indera penglihat dan pendengar. Orangtua mampu mengenalkan benda-benda yang ada disekelilingnya dengan maksud merangsang indera penglihatannya. Sambil membuktikan benda tersebut orang tua juga mesti tetap mengucapkan nama benda tersebut seperti anak tersebut mampu menirukannya.

Terkait dengan hal ini, hal yang paling penting untuk diketahui yaitu sebetulnya kita selaku orangtualah yang paling memahami keadaan dan kesanggupan anak kita, sehingga kita dituntut untuk inovatif membuatkan kemampuan kita untuk mendesain metode yang paling cocok untuk mengajarkan bahasa Inggris yang pastinya tetap diubahsuaikan dengan tahap-tahap pertumbuhan anak kita.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button