Parenting

Tips Menstimulasi Bahasa Dan Bicara Anak

Perkembangan Anak – Bercerita yaitu suatu kegiatan yang dijalankan seseorang secara lisan terhadap orang lain dengan alat atau tanpa alat perihal apa yang mesti disampaikan dalam bentuk pesan, keterangan atau hanya suatu dongeng, yang dikemas dalam bentuk kisah yang mampu didengarkan dengan rasa menggembirakan.

Bahasa berdasarkan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta (2000 : 81), bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk mengungkapkan berbagai harapan maupun kebutuhannya. Perkembangan bahasa anak usia dini yaitu salah satu faktor dari tahapan kemajuan anak yang diekspresikan lewat pemikiran anak dengan menggunakan kata-kata yang menandai kenaikan kemampuan dan kreatifitas anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Tips Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak

Bahasa Ibu ialah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang dan orangnya disebut merupakan penutur orisinil dari bahasa tersebut. Kepandaian dalam bahasa Asli sangat penting untuk proses mencar ilmu selanjutnya sebab bahasa ibu dianggap sebagai dasar cara berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali merupakan proses berguru bahasa lain menjadi susah. Bahasa asli dianggap mempunyai kiprah sentral dalam pendidikan.

Tujuan Mendongeng atau Bercerita

Kegiatan bercerita dan mendongeng dalam kemajuan anak usia dini ialah untuk:
  1. Merangsang dan menumbuhkan kesanggupan khayalan dan daya fantasi anak secara masuk akal
  2. Mengembangkan daya pikiran sehat sikap kritis serta inovatif
  3. Mendorong anak untuk berbicara
  4. Mempunyai sikap kepedulian terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa
  5. Dapat membedakan perbuatan yang bagus dan perlu ditiru, dan yang jelek tidak butuh dicontoh.
  6. Mendorong rasa hormat dan keyakinan diri dan sikap terpuji pada bawah umur
  7. Menambah perbendaharaan bahasa anak.

Manfaat Mendongeng atau Bercerita

Manfaat mendongeng atau bercerita bagi perkembangan anak usia dini , terutama bagi anak dalam program pendidikan anak usia dini (PAUD), antara lain:

  1. Menstimulasi keterampilan menyimak
  2. Menstimulasi keterampilan mengatakan dan bahasa
  3. Menambah perbendaharaan kosa kata
  4. Menstimulasi keterampilan membaca dan menulis
  5. Membantu memperluas pengetahuan anak
  6. Mempererat hubungan antara guru dengan anak, anak dengan teman sebayanya.

Cara Praktis Membuat Naskah Cerita dalam bahasa Ibu

Adapun langkah-langkah membuat naskah cerita dalam bahasa Ibu antara lain:

1. Tentukan terlebih dahulu pesan yang hendak disampaikan

Dalam memilih pesan yang akan disampaikan ada beberapa hal yang mesti diamati yaitu:
  • anak cuma mampu menyerap satu pesan saja dalam sebuah kisah
  • Pesan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan pendidikan moral mesti dipisahkan
  • Buatlah pesan dengan kalimat singkat sederhana yang gampang dicerna anak, gunakan bahasa ibu.
  • Hindari kata-kata menakut-nakuti anak.

2. Tentukan tokoh dongeng

Dalam menentukan tokoh dongeng hal yang harus diamati yakni:

  • Jumlah tokoh untuk anak usai 2-7 tahun yakni 2 orang
  • Pilih nama tokoh yang unik dengan bunyi pengulangan. Misalnya: mimi, kiki, bubu, didi, dll
  • Anak di bawah usia 4 tahun suka dengan kisah-dongeng fable dan berbau horor.

3. Tentukan sifat tokoh

  • Dalam cerita umumnya ada tokoh antagonis dan protagonis
  • Tokoh bintang film utama: mempunyai tanggung jawab dan rasa puas menyelesaikan peran dengan baik (responsible), suka menganalisa diri sendiri (self evaluation), menyelesaikan tugas dengan cara yang beraneka ragam (inovatif).

4. Membuat alur dongeng

  • Alur kisah harus sederhana, meski tidak terlampau mempunyai arti buat orang dewasa.
  • Lamanya bercerita untuk anak usia di bawah 4 tahun yakni maksimal 7 menit
  • Permasalahan yang muncul dalam kisah yakni permasalahan yang mampu dicerna anak usai dini.
Cara Menggunakan Media Gambar dalam Bercerita
  • Pilihlah gambar yang bagus sesuai dengan isi dongeng berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, mempunyai tata warna yang indah dan mempesona.
  • Urutkan gambar apalagi dulu, kuasai dengan baik rincian kisah yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
  • Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar mesti senantiasa menghadap anak
  • Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
  • Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup paras guru
  • Jika perlu gunakan telunjuk untuk menandakan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk gambar hewan, pohon, atau benda lain.
  • Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka mengamati gambar atau tidak.

Kegiatan Bercerita dengan Bahasa Ibu

Agar supaya kegiatan bercerita dengan memakai bahasa Ibu menjadi mempesona bagi anak usia dini, maka perlu mengamati tahapan bercerita selaku berikut :

1. Persiapan sebelum bercerita

  • Memilih judul buku atau menyusun naskah kisah yang menarik dan mudah dikenang
  • Menyiapkan media/alat peraga (gambar, boneka atau yang yang lain)
  • Tempatkan alat peraga pada tempat yang mudah tampakoleh anak
  • Ciptakan suasana tenang dan mengajak anak berdoa sebelum mengawali bercerita
  • Mendalam karakter tokoh-tokoh yang ada dalam kisah
  • Melakukan latihan, sehingga dapat mengevaluasi kekurangan-kekurangan pada saat bercerita dan durasi yang diperlukan.

2. Pelaksanaan Bercerita

  • Mengkoordinasikan anak-anak untuk siap menyimak kisah, usahakan biar anak mampu duduk dengan tenteram tidak berdesakan
  • Tunggu suasana damai (aman) untuk mulai diamati oleh anak
  • Menyapa bawah umur atau menciptakan sesuatu yang menawan perhatian, misalnya; melaksanakan gerakan bersama, bernyanyi satu atau dua lagu.
  • Menggunakan kata-kata yang gampang dimengerti anak, dengan menggunakan bahasa ibu dari anak-anak di forum PAUD
  • Mengucapkan karakter, kata dan kalimat dengan lafal yang sempurna
  • Nama-nama tokoh disebutkan dengan benar
  • Sesekali melakukan dialog dengan belum dewasa
  • Libatkan anak dalam penghayatan karakter tokoh dengan cara menirukan karakter bersama-sama anak
  • Perhatikan dan jaga semoga anak tetap konsentrasi ketika guru bercerita

Beberapa hal yang mampu menunjang proses bercerita menjadi menarik

a. Kotak mata

Saat bercerita, guru mesti melaksanakan kontak mata dengan anak. Pandanglah anak dan membisu sejenak. Sehingga anak merasa diamati dan diajak untuk berinteraksi. Selain itu, guru dapat menyaksikan apakah anak menyimak jalannya cerita.

b. Mimik muka

Saat bercerita mimik muka atau ekspresi wajah guru dapat menunjang hidup dan tidaknya seluruh cerita yang disampaikan. Guru mesti bisa mengekspresikan wajahnya sesuai dengan suasana yang sedang diceritakan.

c. Gerak badan

Cerita yang diceritakan akan lebih menawan apabila guru melaksanakan gerakan-gerakan yang mencerminkan  apa yang dikerjakan tokoh-tokoh yang diceritakan.

d. Suara

Tinggi rendahnya suara yang diperdengarkan dapt dipakai guru untuk menjinjing anak merasakan situasi dongeng. Selain itu guru juga mesti bisa menirukan suara-suara dari tokoh-tokoh dalam cerita.

e. Kecepatan

Usahakan kecepatan dalam mengatakan selalu dalam tempo yang sama atau ajeg. Tidak terlalu cepat sehingga membuat anak gundah atau terlalu lambat yang membuat anak menjadi jenuh.

f. Intonasi kalimat

Intonasi yakni naik turunnya lagu kalimat yang berfungsi membantuk makna kalimat. Dengan intonasi yang tepat, pendengar dapat membedakan pengucapan kalimat untuk nada sedih, murka, bangga dan sebagainya.

g. Interaksi dengan anak

Interaksi dengan anak mesti dijalankan pada saat bercerita, bisa dalam permintaan guru pada anak melaksanakan sesuatu. Misalnya; bisa dalam menghitung, menyebutkan warna atau mengikuti bunyi-bunyian. Atau bisa juga dengan memegang belahan badan anak.

Yang digemari anak biasanya: pengulangan bunyi, pengulangan nama, pengulangan adegan, pengulangan gerakan, tunggu sampai reaksi mereka tersenyum, baru teruskan bercerita.

3. Setelah Kegiatan Bercerita

Langkah-langkah mengakhiri cerita, antara lain:

  • Mengakhiri dongeng mesti dengan optimis, besar hati, nyata.
  • Nada diakhir kisah harus ringan dan riang.
  • Wajah guru mesti tersenyum
  • Ajak belum dewasa bertepuk tangan
  • Mintalah terhadap anak untuk menceritakan kembali apa yang sudah diceritakan dengan bahasa mereka sendiri
  • Sampaikan pesan moral sebelum mengakhiri kisah
  • Tutup kesibukan bercerita dengan bersyukur
  • Kemudian anak diajak melakukan kegiatan bermain sesuai dengan dongeng yang telah disampaikan

Setelah kegiatan bercerita selesai, guru mesti mengecek hasil kisah yang telah dikerjakan. Hasil belajar adalah perubahan perilaku baik, peningkatan pengetahuan, perbaikan sikap, maupun peningkatan kemampuan.

4. Dimana meletakan kegiatan bercerita

  • Bercerita bisa dilaksanakan di permulaan pembelajaran sebagai pembuka dari pembelajaran hari tersebut
  • Bercerita bisa dijalankan di tamat pembelajaran, selaku bonus untuk belum dewasa sesudah letih melaksanakan kegiatan belajar sehari penuh.
  • Tidak direkomendasikan mendongeng di tengah pembelajaran

Guru memperhatikan hal-hal berikut semoga kegiatan bercerita berjalan tanpa gangguan dan mendapatkan hasil sesuai yang diperlukan:

  • Tempat bercerita
  • Kegiatan bercerita dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan disesuaikan dengan lingkungan
  • Posisi duduk
  • Usahakan anak duduk dengan tenteram dan dekat dengan guru
  • Bahasa kisah
  • Untuk menarik perhatian anak gunakan bahasa yang sering dipakai anak yaitu bahasa ibu.
Demikian cara menstimulasi perkembangan bahasa anak usia dini, semoga bermanfaat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button