Informasi

Mempercayai atau Memercayai, Mana yang Benar?

Seringkali kita bingung menentukan penulisan yang benar antara “mempercayai” atau “memercayai”. Ternyata, perbedaan antara keduanya bukan hanya pada satu huruf di tengah kata. Namun, kali ini kita akan membahas secara santai tentang penulisan yang benar antara kedua kata tersebut dan juga memahami arti dari masing-masing kata tersebut. Yuk, kita mulai diskusinya!

—-

Perbedaan Mempercayai dan Memercayai

Apakah kamu pernah bingung tentang penulisan dari kata “mempercayai” dan “memercayai”? Jika ya, kamu tidak sendirian. Banyak orang sering mengalami kesulitan dalam menulis dua kata ini dengan benar. Padahal, keduanya memiliki arti yang sama yaitu melibatkan tindakan percaya terhadap sesuatu atau seseorang.

Pada subbab kali ini kita akan membahas secara lebih mendalam tentang perbedaan dari kedua kata ini.

Penggunaan Kata “Mempercayai”

Kata “mempercayai” merupakan kata baku yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Kata ini biasanya digunakan untuk menyatakan tindakan percaya terhadap sesuatu yang ada hubungannya dengan keyakinan atau doktrin keagamaan. Misalnya, “Saya mempercayai bahwa ada kehidupan setelah kematian.”

Kata “mempercayai” juga dapat digunakan untuk menyatakan tindakan percaya terhadap seseorang atau suatu institusi, seperti perusahaan atau organisasi tertentu. Misalnya, “Saya mempercayai dokter tersebut dengan seluruh pengobatan saya.”

Penggunaan Kata “Memercayai”

Sementara “memercayai” merupakan kata tidak baku dan lebih jarang digunakan dalam bahasa Indonesia. Namun, penggunaan kata ini dapat ditemukan pada bahasa daerah atau di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jawa dan Bali.

Kata “memercayai” cenderung digunakan dalam situasi yang kurang formal dan biasanya digunakan oleh orang-orang yang lebih tua atau mereka yang berbicara dengan logat daerah tertentu. Misalnya, “Saya memercayai bahwa ada hantu yang sering muncul di hutan itu.”

Soal Kebakuannya

Kembali ke pembahasan tentang “mempercayai” dan “memercayai”, sekali lagi kata “mempercayai” merupakan kata baku dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penggunaan kata ini dianggap lebih benar dan lebih formal bila dibandingkan dengan kata “memercayai”. Namun, seiring perkembangan bahasa Indonesia yang semakin dinamis, kata “memercayai” masih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Contoh Kalimat yang Menggunakan “Mempercayai” dan “Memercayai”

Agar kamu tidak kebingungan lagi tentang penggunaan kata-kata ini, berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan “mempercayai” dan “memercayai”:

  • Saya mempercayai kamu sepenuhnya karena kamu sudah terbukti jujur.
  • Orang tua saya selalu memercayai pengobatan tradisional dalam mengobati berbagai penyakit.
  • Saya mempercayai bahwa kesuksesan datang dari kerja keras dan ketekunan.
  • Beberapa orang masih memercayai adanya makhluk halus yang berkeliaran di malam hari.
  • Kami mempercayai kesaksian dari mata-mata yang sudah bekerja di industri ini selama bertahun-tahun.

Pilihan Kata yang Benar

Meskipun kata “mempercayai” dan “memercayai” memiliki arti yang sama, tapi kata “mempercayai” lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Oleh karena itu, bila kamu menggunakan kata “mempercayai”, maka tidak akan pernah salah. Namun, jika kamu ingin menggunakan kata “memercayai”, maka pastikan kamu menggunakan kata tersebut dalam situasi yang tidak begitu resmi dan hanya digunakan di beberapa wilayah tertentu di Indonesia.

Maka pada intinya, keduanya dapat digunakan bergantian tergantung dari situasi dan konteks percakapan yang ada. Namun, kata “mempercayai” lebih sering digunakan dan lebih disarankan untuk digunakan dalam percakapan formal baik lisan maupun tulisan.

Kesimpulan

Jadi kesimpulannya, meskipun banyak orang yang masih bingung dengan penggunaan kata “mempercayai” dan “memercayai”, namun perbedaan keduanya tidaklah terlalu bermakna dan memengaruhi arti kata itu sendiri. Keseimbangan dalam menggunakan kedua kata tersebut dapat membantu kamu dalam memilih kata yang tepat dalam situasi tertentu atau bila kamu ingin terdengar lebih formal dalam percakapan.

Maka dari itu, tidak ada yang salah dalam menulis atau membicarakan dengan menggunakan kata “mempercayai” atau “memercayai”, selama konteks yang digunakan telah benar.

Histori Penulisan Bahasa Indonesia

Sejarah panjang penulisan bahasa Indonesia membuat ada banyak perbedaan dalam cara menulis. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari berbagai bahasa yang digunakan sebelum berdirinya Republik Indonesia.

Dalam bahasa Melayu yang digunakan sebelum masa penjajahan, biasanya akan menggunakan “p” di depan kata. Contohnya, “pernah” ditulis menjadi “prenah”. Setelah mengalami perubahan dan banyak dipengaruhi oleh bahasa Belanda, maka cara penulisan bahasa Indonesia juga ikut berubah.

Dalam penulisan bahasa Indonesia modern, mulai ada perbedaan dalam penulisan kata dengan akhiran “-ai” dan “-cayai”.

Mempercayai atau Memercayai

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan dua kata yang serupa namun berbeda penulisan seperti “mempercayai” dan “memercayai” sering menjadi perdebatan.

Pada hakikatnya, keduanya dapat digunakan karena memiliki arti yang sama. Namun, meskipun dapat digunakan secara sintaksis, salah satu penulisan akan lebih benar secara gramatis.

Sistem EJA dan KBBI

Ketika berbicara tentang penulisan yang benar, sangat penting untuk mempertimbangkan standar penulisan bahasa Indonesia.

Saat ini, sistem Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) berlaku sebagai pedoman utama penulisan bahasa Indonesia. Namun, penggunaan kata-kata tertentu masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat.

Untuk menentukan penulisan yang benar, dapat merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang memuat penjelasan serta contoh penggunaannya secara lebih akurat.

Pengaruh Dialek dan Aksen

Tidak hanya masalah perbedaan penulisan, konflik penulisan juga bisa terjadi ketika ada perbedaan dalam aksen dan dialek.

Ketika berbicara tentang kata “mempercayai” dan “memercayai”, selain perbedaan penggunaan, perbedaan dialek juga memungkinkan untuk terjadinya perbedaan ucapan dan ejaan yang digunakan.

Namun, kembali lagi pada penulisan yang benar, sebaiknya merujuk pada standar bahasa Indonesia yang ada.

Contoh Kasus Penulisan yang Benar

Untuk memahami lebih jelas mengenai perbedaan penulisan kata-kata dengan akhiran “-ai” dan “-cayai”, berikut adalah contoh kasus penulisan yang benar:

1. Seseorang harus mempercayai dirinya sendiri agar bisa sukses.
2. Petani harus memercayai cuaca yang pas agar panen menjadi baik.

Contoh Kasus Penulisan yang Salah

Meskipun dapat digunakan secara sintaksis, tetapi penggunaan yang salah dalam penulisan akan membuat sebuah kalimat terdengar tidak benar. Berikut contoh kasus dari penulisan yang salah:

1. Seseorang harus mempercaya dirinya sendiri agar bisa sukses.
2. Petani harus mempercayai cuaca yang pas agar panen menjadi baik.

Pembahasan

Berdasarkan KBBI, penulisan yang benar adalah dengan akhiran “-cayai” dan bukan “-percayai”. Meskipun demikian, penulisan yang lebih umum dan banyak digunakan oleh masyarakat adalah “-percayai”.

Dalam pembuatan sebuah teks atau dokumen formal, sebaiknya tetap menggunakan penulisan yang benar, yakni “-cayai”. Namun, dalam percakapan sehari-hari atau dalam sebuah teks yang bersifat informal, dapat menggunakan penulisan “-percayai” yang lebih mudah dipahami oleh banyak orang.

Penutup

Ketika berbicara tentang penulisan bahasa Indonesia, perbedaan dalam penggunaan kata-kata tertentu memang sering dijumpai. Namun, sebaiknya tetap mengacu pada standar penulisan bahasa Indonesia yang ada.

Dalam penulisan kata “mempercayai” atau “memercayai”, sebaiknya menggunakan akhiran “-cayai” yang dianggap lebih benar secara gramatikal. Namun, penggunaan “-percayai” juga sering digunakan oleh masyarakat sebagai bentuk penulisan yang lebih mudah dipahami.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan konteks dan tujuan penggunaan kata tersebut agar dapat menentukan penulisan yang benar dan tepat.

Memercayai atau Mempercayai, Apa Bedanya?

Memercayai dan mempercayai adalah kata-kata yang seringkali membuat bingung bagi banyak orang. Apakah keduanya memiliki arti yang sama atau terdapat perbedaan antara keduanya? Pada bagian ini, kita akan membahas perbedaan antara kata memercayai dan mempercayai dalam berbagai konteks.

Arti dan Penggunaan Memercayai

Kata “memercayai” biasanya digunakan untuk menyatakan rasa percaya atau kepercayaan seseorang terhadap suatu hal yang pada dasarnya tidak dapat dibuktikan secara jelas. Contohnya, “Saya memercayai bahwa manusia memiliki jiwa yang abadi”. Pada kalimat ini, tidak ada bukti yang konkret tentang keberadaan jiwa yang abadi. Akan tetapi, seseorang masih dapat mempercayainya berdasarkan keyakinannya masing-masing tanpa melihat bukti secara jelas.

Dalam konteks agama, kata “memercayai” juga seringkali digunakan. Misalnya, “Saya memercayai bahwa Tuhan itu Maha Kuasa dan Maha Penyayang”. Dalam hal ini, penggunaan kata “mempercayai” tidak sesuai karena keyakinan seseorang pada Tuhan didasarkan pada iman dan bukan pada bukti konkret.

Arti dan Penggunaan Mempercayai

Kata “mempercayai” mengacu pada keyakinan atau rasa percaya seseorang terhadap sesuatu yang mungkin bisa atau sudah terbukti secara konkret. Dalam hal ini, “mempercayai” hampir sama dengan “menyakini”. Contohnya, “Saya mempercayai bahwa dia tidak akan mengecewakan saya karena sudah sering menunjukkan kesetiaannya”. Dalam hal ini, keyakinan seseorang pada kesetiaan pasangannya sudah dibangun berdasarkan bukti konkret.

Dalam konteks bisnis atau keuangan, kata “mempercayai” juga seringkali digunakan. Misalnya, “Saya mempercayai bahwa rekan kerja saya dapat mengelola proyek tersebut dengan baik karena memiliki pengalaman yang sudah terbukti”. Dalam hal ini, keyakinan atas kemampuan rekan kerja tersebut didasarkan pada pengalaman dan bukti konkret.

Perbedaan dalam Konjugasi

Selain dalam arti dan penggunaannya, terdapat juga perbedaan dalam konjugasi antara kata “memercayai” dan “mempercayai”. Kata “memercayai” merupakan bentuk dasar atau infinitif, sedangkan kata “mempercayai” merupakan bentuk kata kerja terikat atau bentuk imperatif. Contohnya, “Dia harus mempercayai saya” atau “Saya meminta kamu untuk mempercayai saya”.

Selain itu, terdapat juga perbedaan dalam penulisan akhiran konjugasi antara keduanya. Kata “mempercayai” memiliki akhiran -ai, sedangkan kata “memercayai” memiliki akhiran -ayai.

Ringkasan Perbedaan antara Mempercayai dan Memercayai

Dalam ringkasan, berikut adalah perbedaan antara mempercayai dan memercayai:

Mempercayai Memercayai
Merupakan keyakinan atau rasa percaya seseorang terhadap sesuatu yang mungkin bisa atau sudah terbukti secara konkret Merupakan keyakinan atau rasa percaya seseorang terhadap suatu hal yang pada dasarnya tidak dapat dibuktikan secara jelas
Dalam konjugasi, memiliki bentuk kata kerja terikat atau bentuk imperatif Dalam konjugasi, bentuk dasarnya adalah infinitif
Memiliki akhiran -ai Memiliki akhiran -ayai

Kesimpulannya, perbedaan antara mempercayai dan memercayai terletak pada arti dan penggunaannya serta dalam konjugasinya. Sebagai penutup pada artikel ini, apakah kalian lebih sering menggunakan kata “mempercayai” atau “memercayai”? Terlepas dari penulisan yang benar, yang terpenting adalah bahwa kita memiliki keyakinan dan rasa percaya yang kuat terhadap sesuatu yang ingin kita yakini.

Ingin tahu lebih tentang perbedaan kata mempercayai dan memercayai? Cek artikel selengkapnya di Kompas.com yuk!

Terima Kasih Telah Membaca Artikel Ini

Itulah jawaban untuk pertanyaan kita tadi tentang penulisan yang tepat antara “mempercayai” dan “memercayai”. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan baru bagi pembaca dan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis kita. Sampai jumpa di artikel berikutnya yang akan datang dari kami. Terima kasih telah membaca, jangan ragu untuk berkunjung lagi!

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button