Parenting

Tips Menyesuaikan Tema Bermain Anak Sesuai Usianya

Jenis-jenis kegiatan bermain bisa bikin anak asyik sekaligus merangsang perkembangannya. Dalam bermain anak menggunakan alat permainan sesuai dengan kebutuhan anak, begutu pula jenis kegiatan bermain sesuai dengan keperluan anak, begitu juga jenis kegiatan bermain sesuai dengan usia kemajuan anak.

Apa Saja Jenis Permainan Untuk Anak?

Tips Menyesuaikan Tema Bermain Anak Sesuai Usianya
Bermain dengan Anak Sesuai Usianya

1. Bermain Aktif

Pada kegiatan bermain aktif, anak melakukan acara gerakan yang melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya. Diantaranya jenis kegiatan bermain aktif yakni :

  1. Tactile Play/bermain dengan tangan merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan kemampuan jari jemari anak serta menolong anak mengetahui dunia sekitarnya melalui alat perabaan dan penglihatannya.
  2. Functional Play/Bermain fungsional bermain dengan lebih banyak melakukan permainan yang mengutamakan gerakan motorik bernafsu/otot besar.
  3. Constructive Play/Bermain membangun permainan yang mengutamakan anak untuk membangun atau membentuk bangunan dengan media balok , lego dan sebagainya.
  4. Creative Play/Bermain Kreatif, Bermain dengan melakukan permainan yang memungkinkan anak membuat berbagai kreasi kreatif dari imajinasinya sendiri.
  5. Symbolic/Dramatic Play/bermain simbolik, Permainan dimana anak memegang suatu peran tertentu
  6. Play Games, Permainan yang dilakukan berdasarkan hukum tertentu dan bersifat kompetisi/kompetisi.

2. Bermain Pasif

Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan badan anak namun hanya melibatkan sebagian indera saja utamanya pendengaran dan penglihatan. Diantara kegiatan bermain pasif yang sering dijalankan anak yakni receptive play.

Receptive play merupakan permainan dimana anak menerima kesan-kesan yang bikin jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif) lewat menyimak dan mengerti apa yang beliau dengar dan ia lihat. kegiatan dimana anak memperoleh kesenangan bukan berdasar kegiatan yang dilakukannya sendiri.

Kegiatan bermain pasif tidak melibatkan banyak gerakan tubuh anak, tetapi cuma melibatkan sebagian indera saja terutama pendengaran dan penglihatan.

Kegiatan bermain pasif diantaranya yaitu Receptive Play, yaitu permainan dimana anak menerima kesan-kesan yang bikin jiwanya sendiri menjadi aktif (bukan fisik yang aktif) melalui menyimak dan mengerti apa yang dia dengar dan ia lihat.

Permainan pasif, permainan ini bersifat mekanis dan umumnya dikerjakan tanpa sobat yang nyata, bentuk konkretnya mirip main game. Jenis permainan mirip ini mempunyai sisi positif dan negatif.

Positifnya merupakan anak bisa memiliki keterampilan tertentu yang dapat berproses menjadi sebuah keahlian tertentu, sehingga berfaedah untuk kehidupannya kelak.

Main game di komputer umumnya memerlukan keahlian dan taktik yang tepat dari pemainnya negatifnya merupakan keranjingan dan ketergantungan berlebihan kalau tidak diatur dan dibatasi oleh orang tuanya.

Secara mental dan psikologis pun, anak akan condong menuntut untuk selalu menjadi nomor satu, bersikap egoistis, selalu ingin berkuasa dan memegang kendali atas sesuatu baik dalam keluarga maupun di saat ia bermain dengan temannya. Ini terjadi alasannya adalah ia terbiasa senantiasa menang menghadapi musuh pasifnya (seperti komputer).

Sikap ini kemungkinan besar akan menjadikan anak tidak dapat menerima kekalahan dan kegagalan, serta kurang nyaman bersosialisasi. Dalam kondisi tertentu, ketergantungan kepada permainan pasif bisa menghambat kreativitas anak. Anak menjadi kurang inovatif alasannya adalah sudah biasa dengan program yang sudah siap pakai

Bermain merupakan proses alamiah dan naluriah yang berfungsi selaku nutrisi dan gizi bagi kesehatan fisik dan psikis anak dalam masa perkembangannya. Aktivitas bergerak (moving) dan bersuara (noice) menjadi sarana dan proses berguru yang efektif buat anak, proses berguru yang tidak sama dengan belajar secara formal di sekolah.

Bisa dianalogikan bahwa bermain selaku suatu praktik dari teori sosialisasi dengan lingkungan anak. Dengan bermain, anak bisa merasa senang. Rasa bahagia inilah yang menstimulasi syaraf-syaraf otak anak untuk saling terhubung, sehingga membentuk suatu memori gres Memori yang indah akan membuat jiwanya sehat, begitupun sebaliknya.

Manfaat Bermain Untuk Perkembangan Anak

Manfaat Bermain dengan Anak
Manfaat Bermain dengan Anak

1. Learning by planning.

Bermain bagi anak mampu menyeimbangkan motorik bernafsu seperti berlari, melompat atau duduk, serta motorik halus seperti menulis, menyusun gambar atau balok, menggunting dan lain-lain. Keseimbangan motorik bernafsu dan halus akan sungguh berpengaruh terhadap kemajuan psikologis anak.

Secara tidak langsung, permainan merupakan penyusunan rencana psikologis bagi anak untuk mencapai kematangan dan keseimbangan di masa perkembangannya.

2. Mengembangkan otak kanan.

Dalam beberapa kondisi mencar ilmu formal, sering kali kinerja otak kanan tidak optimal. Melalui permainan, fungsi kerja otak kanan dapat dioptimalkan alasannya adalah bermain dengan sobat sebaya kadang kala menjadikan keceriaan bahkan pertengkaran.

Hal ini sangat memiliki kegunaan untuk menguji kemampuan diri anak dalam menghadapi sobat sebaya, serta meningkatkan perasaan kongkret anak akan dirinya.

Artinya, ia mampu merasakan hal-hal yang dirasa nyaman dan tidak nyaman pada dirinya dan kepada lingkungannya, serta dapat meningkatkan evaluasi secara objektif dan subjektif atas dirinya.

3. Mengembangkan teladan sosialisasi dan emosi anak.

Bermain dapat menjadi fasilitas anak untuk belajar menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial. Dalam permainan anak berhadapan dengan berbagai karakter yang berlawanan, sifat dan cara berbicara yang berlawanan pula, sehingga ia mampu mulai mengenal heterogenitas dan mulai memahaminya selaku unsur penting dalam permainan.

Anak juga mampu mempelajari arti penting nilai kesuksesan pribadi dalam kelompok serta belajar menghadapi ketakutan, penolakan, juga nilai baik dan jelek yang akan memperkaya pengalaman emosinya.

Dengan kata lain, bermain bikin dunianya lebih berwarna, perasaan kesal, murka, kecewa, murung, senang, bahagia akan secara komplit ia rasakan dalam permainan. Hal ini akan menjadi pengalaman emosional sekaligus belajar mencari solusi untuk menanggulangi perasaan-perasaan tersebut di kemudian hari.

4. Belajar mengetahui nilai memberi dan menerima.

Bermain bareng teman sebanya bisa bikin anak belajar memberi dan mengembangkan, serta berguru mengerti nilai take and give dalam kehidupannya sejak dini. Melalui permainan, nilai-nilai sedekah dalam bentuk sederhana bisa diterapkan.

Misalnya mengembangkan makanan atau minuman di saat bermain, saling meminjam mainan atau menolong sahabat yang kesusahan.

Anak juga akan berguru menghargai pemberian orang lain sekali pun ia tidak menyukainya, menerima kebaikan dan perhatian teman-temannya. Proses mencar ilmu seperti ini tidak akan diperolah anak dengan bermain mekanis/pasif, alasannya musuh atau teman bermainnya adalah benda mati.

5. Untuk berlatih merealisasikan rasa dan perilaku percaya diri (self confidence), mempercayai orang lain (trust to people), kemampuan bernegosiasi (negotiation ability) dan memecahkan persoalan (problem solving).

Ragam permainan dapat mengasah kesanggupan bersosialisasi, kesanggupan bernegosiasi, serta memupuk kepercayaan diri anak untuk diakui di lingkungan sosialnya. Anak juga akan mencar ilmu menghargai dan mempercayai orang lain, sehingga timbul rasa kondusif dan tenteram sewaktu bermain.

Rasa percaya diri dan keyakinan terhadap orang lain dapat menjadikan efek positif pada diri anak, ia akan lebih gampang mencar ilmu memecahkan duduk perkara alasannya merasa mendapat pinjaman sekalipun dalam kondisi tertentu ia berhadapan dengan duduk perkara dalam lingkungan bermainnya.

Reamonn O Donnchadha dalam buku The Confident Child menyatakan bahwa “Permainan akan memberi peluang untuk belajar menghadapi situasi kehidupan pribadi sekaligus belajar memecahkan problem.”

Kepercayaan merupakan modal dalam membina sebuah hubungan, termasuk korelasi pertemanan anak kecil. Kepercayaan juga mampu menjadi motivasi untuk memecahkan persoalan karena tanpa itu duduk perkara tidak akan pernah benar-benar tamat dan sebuah korelasi menjadi tidak langgeng.

3. Kegiatan bermain pasif

Kegiatan Pasif Anak
Kegiatan Pasif Anak

1. Pengertian kegiatan bermain pasif

Dalam hal ini anak memperoleh kesenangan bukan menurut kegiatan yang dilakukannya sendiri. Misalnya, menonton film, anak tinggal duduk untuk  menikmati film tersebut. Bermain pasif mampu pula diartikan selaku kegiatan yang tidak terlampau banyak melibatkan aktifitas fisik.

Beberapa faedah dari bermain pasif atau hiburan mampu dilihat pada uraian berikut ini :
  1. Sebagai sumber pengetahuan.
  2. Menambah perbendaharaan kata dan lebih paham bagaimana memakai dalam berkommuikasi dengan orang lain.
  3. Melakukan identifikasi dengan tokoh-tokoh cerita atau tokoh informasi sehingga anak punya pengertian sosial yang dpat membantunya mengikuti keadaan tehadap penduduk.
  4. Membantu anak menangani dilema emosional yang dialaminya dengan menyaksikan bagaimana tokoh-tkoh dongeng atau menangani dilema emosi mereka.
  5. Penyaluran kebutuhan dan harapan anak yang tidak mungkin diwujudkan dalam kehidupan nyata.
  6. Belajar mematuhi hukum-aturan dan harapan penduduk dengan cara mengamati reaksi-reaksi tokoh cerita atau gosip
  7. Belajar memusatkan perhatian terhadap apa yang dilihat, dengan cara mengingat dan mengerti penyebab insiden atau peristiwa dalam cerita atau film. Hal ini akan menunjang perkembangan intelektual anak.
  8. Beberapa jenis hiburan dapat menciptakan pandangan baru untuk bereaksi dan mendorong anak untuk mempergunakan dalam bikin hail karya yang asli dan unik (original).

2. Macam-macam kegiatan bermain pasif

1. Membaca

Membaca tergolong kegiatan bermain pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan dongeng yang dibacakan ornag lain atau membaca sendri.

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini secara psikologis, yakni membuat anak lebih percaya diri, lebih mandiri (tidak mengantungkan diri pada orang lain untuk memperoleh hiburan), menambah keahlian membaca dan mendorong kreativitas seseorang.

2. Menonton film

Kemajuan teknologi bikin belum dewasa mampu menikmati film tidak hanya di bioskop, tetapi  juga di rumah, baik melalu acara yang ditanyangkan di televisi maupun dengan memutar video tape atau compact disc.

Rata-rata prasekolah menghabiskan waktu di depan televisi selama setengah jam kerja orang renta dalam 1 ahad. Untuk itu peran orang bau tanah/orang sampaumur sungguh penting dalam mendampingi semoga anak medapat bimbingan dan kode selama mereka menyaksikan televisi.

3. Mendengarkan radio

Acara siaran radio banyak ragamnya, pendengaranya pun dari bayi, belum dewasa remaja bahkan orang renta. Tentu saja acara siaran radio akan dipilih tergantung usia anak.

Mengingat minat anak kepada acara radio berlawanan-beda untuk setiap tahapan usia maka selaku orang bau tanah atau guru seharusnya tidak memaksakan  program yang belum saatnya untuk di dengarkan oleh anak.

4. Mendengarkan musik

Kegiatan ini dirasakan oleh bayi selaku suatu hal yang dapat menghibur dan menyenangkan. Seiring dengan meningkatnya usia, anak lebih gemar mendengarkan music dan ini memumcak dikala remaja.

Mendengarkan musik akan menjinjing dampak positif pada anak dalam arti anak mampu menyenangkan diri sendiri, menenangkan perasaan-perasaan yang tidak tenteram, selaku penyaluran emosi anak alasannya adalah bisa ikut hanyut dalam lagu yang didengarnya.

Demikianlah bobat dan bunda Tipntrik untuk pembahasan jenis dan manfaat untuk permianan anak sesuai usianya, semoga bermanfaat.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button